Sudah lama sekali gw tidak menulis di blog ini. Hey, guyz! The Dawn has arrive!
Saturday, May 8, 2010
In the End of Solitary Path
Gw ingin menjelaskan sesuatu yang selalu menjadi cara hidup gw, which is "Unitary Life". Unitary Life adalah kehidupan di mana diri kita menjadi satu dengan seluruh komunitas di dunia ini. Hal ini berlawanan dengan "Solitary Life" yang memilih untuk berdiri sendiri tanpa dukungan dari orang lain, layaknya seorang pertapa.
Gw selalu percaya bahwa dalam kehidupan ini, kita harus hidup berkomunitas. Kita harus bisa menjadi bagian dari sebuah komunitas karena kita pada dasarnya adalah makhluk sosial. Dalam postingan gw di blog yang lain, gw menjelaskan bahwa dalam hidup ini, takkan ada kebahagiaan dalam kehidupan yang menyendiri. Sebab, saat kita hidup sendiri di dunia ini, kita tidak bisa berbagi dengan orang lain, entah kebahagiaan dan kesedihan. Bayangkan jika kita sedang merasa sangat bahagia dan menemukan tak ada satupun di sekitar kita yang bisa kita ceritakan mengenai perasaan itu. Tentunya hanya akan berakhir sebagai kebahagiaan yang tertahan begitu saja. Tak ada kesenangannya dalam merasa bahagia.
Oleh karena itulah, penting hidup menjadi bagian dari sebuah komunitas. Dalam kehidupan yang solitary, tidak akan ada apa-apa yang bisa mengisi hidup kita. Kebahagiaan kita akan terus terkikis dan kesedihan kita tak bisa kita bagi dengan orang lain. In the end of a solitary life, there is nothing.
Lebih dari itu, ketimbang memilih hidup dalam Community Life seperti yang gw jelaskan di atas, gw lebih memilih Unitary Life. Memang Community Life adalah sifat yang paling sering ditemui dari umat manusia, sebab kita memang makhluk sosial yang berkelompok. Tapi gw kurang suka seperti itu. Gw menyukai hidup yang menjadikan seluruh komunitas menjadi satu kesatuan yang saling menguntungkan (Mutualism Unity). Tetapi, berbeda dengan konsep Globalisasi yang sebenarnya memperlemah negara berkembang dan memperkuat negara maju.
Gw selalu berusaha untuk bisa memasuki segala macam komunitas di dunia. Tidak peduli jenis apa komunitas itu selama mereka menuju ke arah yang benar dan tidak melanggar nilai-nilai kehidupan, maka gw akan berteman dengan komunitas tersebut. Itulah mengapa gw selalu bisa berkomunikasi dengan segala jenis orang, sebab gw pada dasarnya memang ingin menjadi bagian dari komunitas tersebut, tidak hanya sekedar ingin berkomunikasi.
Hal ini disebabkan karena gw tidak mau hidup kesepian di belahan dunia yang tidak gw ketahui, saat gw tiba-tiba harus terpisah dari komunitas utama gw. Kita tidak boleh naif bahwa kita tidak akan selalu bersama-sama dengan komunitas kita. Akan ada saatnya di mana kita bisa terdampar bersama komunitas lain yang mungkin tidak ada hubungannya sekali dengan kita. Apakah kita memilih untuk memisahkan diri dari komunitas tersebut? Jika hal itu yang terjadi, maka kita akan hidup dalam Solitary Life kembali, dan tidak akan memperoleh apa-apa.
Jangan anggap gw naif dalam berusaha melebur dengan segala komunitas, karena mereka yang memilih untuk hidup semata-mata untuk komunitasnya sajalah yang naif. Dunia ini tidak sesempit komunitas kalian. Kita tetap harus memegang teguh kesetiaan pada komunitas kita atau dalam konsep bernegara disebut sebagai Nasionalisme, tetapi jangan sampai nasionalisme mengurung diri kita untuk memasuki komunitas yang lebih besar lagi.
Itulah hidup yang bermakna. Tak ada gunanya bermanfaat bagi komunitas sendiri saja, apalagi bagi diri sendiri saja. In the end of a solitary life, there is nothing, while there might be something worth in a unitary life. Make sure you don't abandon any community as if you're a solitary creature.
Don't give up on your dream!
Dawn
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment