Wednesday, April 6, 2011

Naiklah ke Atas, Untuk Apa?

Hello, apo kabo miko semua? Lamo kali ni tak update blog ni. Yah, sebelum mulai menulis ada baiknya gw meng-update keadaan gw sekarang dulu kali ya.


Saat ini, gw sebagai The Dawn sedang tergabung dalam Gerakan Indonesia Mengajar sebagai salah satu dari 51 Pengajar Muda yang dikirim ke pelosok negeri ini untuk mengajar SD selama setahun. Saat ini gw berada di Desa Pangkalan Nyirih, Pulau Rupat di Kabupaten Bengkalis. Pulau ini adalah salah satu Frontier Island yang tidak banyak dikenal penduduk negeri ini. Sayang sekali, padahal pulau ini sangat indah dan memiliki potensi ekonomi yang berlimpah sampai-sampai gw dan temen gw sesama PM pengen ngegarap buku tentang "Rupat: A Guide to Investment". Oke sekianlah update kondisi gw. Si Dusk uda update belum ya? Ucapkan selamat sama dia loh karena sekarang dia sudah punya Baby. Hehehe...

Baiklah. Ini adalah sebuah filosofi yang gw sampaikan kepada murid-murid gw di SDN 28 Pangkalan Nyirih tempat gw mengajar. Gw memberikan mereka sebuah tugas untuk membuat sebuah karangan berjudul "Jika Aku Menjadi Presiden". Sekejap setelah gw sampaikan judul itu, langsung saja sekelas berceloteh bising tentang keinginan-keinginan mereka.

"Saya mau jadi presiden yang terkenal!" "Saya mau bikin senjata-senjata yang keren biar kuat" "Saya mau bikin perang ama negara lain!" "Saya mau jadi presiden yang kaya!"

Plaakkk!

Keinginan macam apa itu? Penuh dengan egoisme yang cukup berbahaya jika terus ditanamkan pada anak-anak terutama keinginan yang gw sebutkan terakhir itu. Jadi presiden yang kaya? Presiden mana ada yang kaya kalau dari awal belum kaya kecuali jika mereka korupsi. Menghadapi ini gw cukup berpikir keras bagaimana menanamkan nilai yang benar kepada mereka.

Saat itulah kemudian gw meminta mereka untuk naik ke atas meja. Dengan heran mereka semua naik ke atas meja untuk kedua kalinya dalam pelajaran gw (sebelumnya uda pernah untuk tujuan lain). Saat semua uda berada di atas meja, gw minta mereka untuk melihat sekeliling. Lalu gw tanya lagi, "apa rasanya?"

Sebagian besar menjawab, "Lebih luas, pak! Semuanya jadi lebih terlihat!" Gw puas mendengar itu tetapi gw terus memancing sampai ada yang berkata sesuatu dan benarlah ada satu anak yang berkata, "Bapak jadi kelihatan lebih kecil, pak!" BAGUS! Pada saat itulah gw langsung menulis sebuah kalimat di papan tulis sambil berkata:

Naiklah ke atas, untuk melihat ke bawah dengan lebih jelas, bukan untuk mengecilkan mereka di mata kalian.

Anggaplah kita sedang berada di sebuah menara. Kita berada di puncak menara itu. Tentunya pandangan mata kita dapat menjangkau ke arah yang sangat jauh. Semua pemandangan akan tampak begitu jelas. Tetapi, apa konsekuensinya? Semua akan terlihat lebih kecil. Kita akan dibuai oleh sebuah perasaan betapa besarnya kita dan betapa kecilnya mereka. Kita akan berada di posisi superior yang rentan akan kegilaan pada sebuah kekuasaan.

Oleh karena itulah, saat kita naik ke atas, menuju puncak, hendaklah kita berharap untuk dapat melihat ke bawah dengan lebih jelas, lebih lapang sehingga kita dapat memahami semuanya dan membantu semua yang ada di bawah, mengarahkan mereka menuju kehidupan yang lebih baik. Kalau sekali saja terbesit di benak kita sebuah pikiran betapa kecilnya pemandangan di bawah sana, maka pada saat itulah kita sebagai pemimpin akan dibutakan, akan tertutup matanya dari semua masalah yang ada di bawah sana.

Itulah petunjuk yang gw berikan kepada mereka. Awalnya mereka melongo seperti tertegun atau gimana agak kurang jelas dan kemudian entah kenapa mereka tepuk tangan dan mulai menulis dengan semangat. Entahlah apa mereka paham atau tidak, tapi setidaknya gw uda menyampaikannya kepada mereka. Biarlah kalau mereka tak mengerti itu sekarang, maka suatu hari nantilah mereka akan mengerti.

Jadi kawan. Jika kalian ingin menyelesaikan semua masalah yang ada di dunia ini, naiklah ke atas, capailah puncak, agar kalian bisa melihat semuanya dengan jelas, dan kehancuran kalian akan ditentukan pada saat kalian terpikir betapa kecilnya semua yang ada di bawah kalian, karena itulah pintu menuju sesuatu yang kita sebut, "Gila Kuasa".

Dream On!
Dawn

0 comments: