Wednesday, August 13, 2008

Bus Stop

Pagi yang cerah untuk jiwa yang sepi...

Banyak sekali analogi tentang kehidupan di dunia ini. Setiap orang memiliki analoginya masing-masing dan bisa berbeda-beda interpretasinya. Gw memiliki beberapa interpretasi mengenai kehidupan ini. Dan salah satunya akan gw bahas di sini.

Gw menganalogikan kehidupan ini sebagai Bus Stop. Bisa juga disebut halte, terminal atau stasiun dan lain sebagainya. Hanya saja, intinya adalah kehidupan ini adalah sebuah perhentian dalam perjalanan kita.

Lahir ke dalam kehidupan ini adalah sama dengan sampai ke bus stop untuk pertama kalinya. Layaknya orang yang baru sampai di bus stop tersebut, kita belum mengetahui apa2 tentang dunia ini. Nah, mengapa gw menggunakan bus stop sebagai salah satu analogi gw? Di dunia ini, kita berhenti untuk menunggu bus menuju kehidupan berikutnya atau bisa juga disebut kematian.

Nah, layaknya kehidupan kita ini, kita bisa memilih, apakah kita akan diam saja untuk menunggu bus berikutnya. Atau, apakah kita akan mengisi penantian kita dengan sesuatu. Misalnya, berjalan-jalan ke sekitar bus stop, melakukan eksplorasi terhadap dunia ini. Jika kia berdiam diri, maka kita akan menuju kehidupan berikutnya tanpa meninggalkan jejak. Sebaiknya kita memilih pilihan kedua. Kita melakukan eksplorasi terhadap daerah sekitar bus stop. Setelah melakukan eksplorasi, kita bisa melihat sebenarnya apa yang diperlukan bus stop ini agar semakin indah atau semakin baik. Kemudian kita bisa mengusulkannya ke petugas bus stop atau kita sendiri yang melakukannya.

Hal tersebut layaknya kita di dunia ini. Mengeksplorasi dunia ini, melihat apa yang sebenarnya diperlukan dunia ini, menyusun sebuah ilmu pengetahuan yang akan kita ajukan kepada pemimpin di dunia ini, atau mengajak manusia lain memperindah dunia ini atau melakukannya sendiri. Dengan demikian, orang2 yang tiba di bus stop ini berikutnya akan tahu bahwa pada masa2 sebelumnya, ada seseorang bernama X (anggap saja itu nama kita) yang pernah berhenti di dunia ini dan dia telah berpartisipasi dalam membuat bus stop ini menjadi baik.

That's just like what we've been doing in this world.

Nah, sekarang. Apakah di bus stop yang disebut kehidupan ini, kalian akan berdiam diri, atau mengeksplorasinya atau kalian akan berpartisipasi dalam memperindah bus stop ini sembari menanti bus yang menjemput kita ke dunia berikutnya? Itu adalah pilihan kita masing-masing.

Jadi, pilihlah...

Dream On!
Dawn

2 comments:

Tristiani Yogastuti said...

bikin tulisan "ROY was here" di bus stop .hehehe

Bagus Arya Wirapati said...

Emank begitu! Hahaha!