Hello, apo kabo miko semua? Lamo kali ni tak update blog ni. Yah, sebelum mulai menulis ada baiknya gw meng-update keadaan gw sekarang dulu kali ya.
Wednesday, April 6, 2011
Naiklah ke Atas, Untuk Apa?
Posted by
Bagus Arya Wirapati
at
6:38 PM
0
comments
Saturday, May 8, 2010
In the End of Solitary Path
Sudah lama sekali gw tidak menulis di blog ini. Hey, guyz! The Dawn has arrive!
Posted by
Bagus Arya Wirapati
at
12:20 PM
0
comments
Labels: dawn, human being, idealisme, Life, society
Wednesday, September 17, 2008
The Alterations of Dreams
Postingan ini akan melanjutkan postingan gw sebelumnya yang mengenai “A Cycle Called Day” (Klik dI sini). Di dalamnya gw mengungkapkan betapa impian dan kenyataan aka beputar terus-menerus dan membentuk sebuah siklus tanpa akhir.
Nah, dalam postingan ini, gw ingin embentk ‘extended version’ dari siklus yang telah gw jelaskan itu, yaitu adalah bagaimana semua impian akan dapat diwujudkan pada waktunya. Hal ini bermula dari filosofi dasar hidup gw yang berbunyi:
“If you can DREAM it, then you can DO it!”
Gw selalu berpikir bahwa apa yang dapat kita impikan, sesuatu yang merasuki imajinasi kita, pasti dapat diwujudkan. Pasti! Tidak ada alasan bahwa sesuatu itu adalah mustahil untuk dicapai selama kita dapat memimpiannya.
Akan tetapi, bukankah dalam postingan sebelumnya gw berkata bahwa impian akan menemui seuah kenyataan di mana impian tersebut bisa tercapai atau gagal? Kenapa sekarang gw berkata bahwa emua mimpi pasti bisa dicapai? Itulah mengapa gw menyebutnya sebagai ‘extended version’. Filosofi ini adalah pengembangan dari filosofi sebelumnya.
Impian akan menentukan jalur hidup seseorang. Impianlah yang mendorong manusia untuk melakukan invensi dan inovasi. Berawal dari sebuah impian, manusia akan menciptakan sesuatu. Kemudian, kenyataan menghadang bahwa impian mereka selama ini gagal untuk dicapai. Dalam ‘Basic Version’ akan ada impian baru yang menggantikan impian tersebut dengan impian yamg mungkin lebih feasible. Dan berakhirlah impian awal kita tesebut.
Nah, gw ingin mengatakan impian tersebut, yang sejak awal ada dalam diri kita, tidak akan hilang begitu saja. Akan tetapi, saat sebuah kenyataan kegagalan menghadang diri kita, maka kita akan membentuk impian baru yang sebenarnya hanyalah sebuah perbaikan struktural dari impian awal kita. Dan jika hal tersebut gagal lai, maka akan dibentuk lagi impian baru yang dasarnya sama dan berlanjut terus sampai kita menyerah. Jika kita tidak menyerah, maka dalam waktu yang tidak bisa ditentukan, impian dasar kita akan dapat terwujud, dengan bentuk lain.
Sebagai contoh akan gw berikan ilustrasi. Dahulu kala, manusia sangat ingin terbang layaknya burung di angkasa. Kemudian, apa yang dilakukan manusia? Mula2 mereka akan membuat sayap2an dari kertas untuk kemudian dikepakkan. Ternyata gagal. Muncullah impan baru untuk terbang dengan sayap yang terbuat dari bulu burung. Dan ternyata gagal lagi. Muncullah impian baru untuk mencoba terbang dengan sayap tersebut dengan meloncat dari tempat tinggi kemudian mengepakkan sayap2an itu. Dan masih juga gagal. Impian2 yang sebenarnya hanyalah perubahan struktural dari impian dasar dan masih memiliki impian dasar yang sama, yaitu terbang, akan silih berganti menggantikan impian yang ada seiring dengan datangnya kegagalan. Sampai pada satu tahap, di mana manusia membuat dirinya terbang dengan pesawat yang berbentuk seperti capung baik tubuh dan sayapnya dengan baling2 yang diputar oleh mesin di bagian depan. Dan akhirnya, manusia pun bekelana di angkasa. Sebuah mimpi dasar yaitu terbang seperti burung tetap terwujud, hanya saja dengan wujud yang sedikit berbeda dengan impian awal tetapi memiliki hasil yang sama.
Sebenarnya, itulah yag gw maksud dengan ‘jika kita dapat memimpikannya, kita dapat mewujdkannya’. Karena, manusia adalah makhluk pemimpi ulung yang memiliki kekuatan “To turn fantasy into reality”. Manusia akan terus melakukan ‘Alterations of Dreams in reference with realities’ dalam rangka mewujudkan impian dasarnya yang masih ada dalam benaknya.
Jadi, jangan menyerah dengan mimpi kalian. Selama kita masih bisa bermimpi, kita masih bisa melakukan apa saja dalam mewujudkannya. Reality is just one way to achieve our dreams, depends on what you think about, and how you see the reality that you face. Nothing is impossible, and impossible is nothing. Don’t give up yet while you can still dream. Cuz, your dream awaits.
Dream On!
Dawn
Posted by
Bagus Arya Wirapati
at
9:59 PM
5
comments
Friday, September 12, 2008
Between Love and Hatred
Love, I must say that it is a double-edged sword. Why? Cuz, i must say that "to love held the risk of to hate".
Yes. Mencintai berarti kita semakin mendekati potensi untuk membenci. Bahkan, semakin besar cinta kita, akan semakin besar risiko kebencian yang akan dihasilkan.
Bayangkan seperti ini, kita menyukai sebuah permainan PS2. Sukaaaa banget. Lw memainkannya setiap hari, berusaha membuka rahasia2nya, berusaha menamatkannya dengan sempurna. Di saat permainan sudah 85% selesai, lengkap dengan rahasia yang berhasil lw pecahkan, tiba2 data permainan lw hilang dan lw harus memulai dari awal. Psikologis manusia akan membuatnya membenci permainan itu dan gak akan menyentuhnya hingga beberapa waktu bahkan selamanya.
Contoh lain masih soal game. Lw main game online. Dengan karakter lw yang uda level 98, equipment dahsyat dan lw dikenal sebagai salah satu legenda game online. Dan tiba2, karakter lw dihack, barang2nya dipretelin, duitnya ilank semua, dan lebih parahnya lagi, karakter yang uda lw buat susah payah itu dihapus secara kejam. Pasti lw akan cenderung malas memainkan game itu lagi.
Nah, jika diaplikasikan dengan cinta antar manusia. Bayangkan lw sangat mencintai seorang wanita. Kemudian, lw berdua uda jadian (ahl yang belum pernah gw alamin) dan lw menjalani proses pacaran yang sangat romantis sehingga lw semakin mencintainya. Tiba2 dya selingkuh. Pasti benci kan? Lw akan muak melihat wajahnya. Lw mungkin bahkan gak mau denger namanya lagi. Semua karena lw terlalu mencintainya. Pasti hasilnya akan beda kalo lw belum jadian dan dya nolak lw pas lw tembak. Gak akan sebenci itu.
Contoh lain adalah jika lw seorang pengabdi kepada negara. Lw habiskan sisa hidup lw unruk mengabdi kepada negara. Lw curahkan semua keringat lw kepada negara, Lw sangat mencintai negara itu. Tiba2 negara mengkhianati lw. Lw dikorbankan sebagai kambing hitam atas semua permasalahan yang dialami negara ini. Pengabdian lw dianggap sebagai proses penghancuran negara, seperti Wijoyo Nitisastro. Secara rasional, lw akan membenci negara lw. Membencinya karena cinta lw yang sangat besar kepada negara disia2kan begitu saja bahkan lw dihancurkan tanpa kasihan.
Begitulah. Cinta terhadap sesuatu menimbulkan sebuah risiko untuk membenci sesuatu tersebut. Tidak harus pengkhianatan. Banyak hal lain yang bisa menimbulkan kebencian. Yang jelas, semakin besar cinta, semakin besar potensi kebencian.
So, jangan terbuai oleh cinta. Cinta itu rasional dan cinta adalah sebuah logika. Terkadang kita harus menepikan romantisme, tetapi jangan sampai melupakannya. Sebagai Dawn yang dipenuhi oleh positive thinking, gw memang masih banyak dipengaruhi romantisme, tetapi setidaknya gw harus bisa menahannya dengan melihat kenyataan.
Dream On!
Dawn
Posted by
Bagus Arya Wirapati
at
8:49 PM
2
comments
Labels: dawn, love, romantisme
Friday, August 29, 2008
Love, The Double-Edged Sword
If it's love that makes us stronger, then it's also love that makes us weaker...
Yeah, that's what I think.
Gw sudah pernah merasakan bagaimana gw bisa berhasil hanya dengan bermotivasikan gebetan gw doank (Gak juga sihh, ada faktor lain, tp lumayan dominan lahh). Ato gak pengalaman temen2 gw yang blu pernah gw alamin, which is pacaran (Oke, chal. Gw tau apa yang akan lw teriakkan). Katanya banyak banget motivasi yang bisa diperoleh dari cinta (Deeuuhh, romantis amat bunk!). Yeah. Love sometimes will make you strong!
Kebalikannya? Bisa juga! Cinta terkadang menumpulkan perasaan dan pikiran lw. Ada orang2 yang meninggalkan sebuah kesempatan emas hanya karena kekasihnya mungkin gak ngijinin ato minta macem2. Ada juga orang yang mengalami demotivasi karena broken heart. Ato kalo kita ambil contoh nyatanya adalah Soekarno yang kehilangan pamor karena kecintaannya pada wanita. Terkadang, cinta dapat menghancurkan kita.
Nah, benar sekali. Cinta adalah pedang bermata dua. Tajam di kedua sisi. Do satu sisi sangat tajam dalam membelah lawan2 kita, tapi di sisi lain dapat melukai kita juga. Gw termasuk orang yang optimistik di mana umumnya gw memandang cinta sebagai kekuatan, tapi jangan kita abaikan efek sampingnya. Jangan lengah. Sebaiknya kita selalu memandang bright sidenya jika terjadi sesuatu yang buruk tentang cinta. Be optimistic. Seperti kata Dosen gw di J.Co. alias Jomblo College, Prof. Dave Rustiandra, misalnya klo qta ditolak, maka berpikirlah, "Dia yang gak pantes buat gw, bukan gw yang gak pantes buat dia!". Nicely done, Professor.
Jadi begitulah. Cinta punya cost and benefit. Bukan berarti gak memiliki cinta akan beruntung, karena berarti kita gak dapet power of love kan? Makanya, lebih baik, dimaintain dengan baik aja dan always think positive!
Dream On!
Dawn
Posted by
Bagus Arya Wirapati
at
4:58 PM
6
comments
A Supply and Demand of Life...
Hmm... partner gw The Dusk sudah menuliskan sesuatu tentang apa yg ingin gw post saat ini. Tapi, no matter. Gw akan tetap ngepost dgn sudut pandang gw. Gak akan terlalu berbeda karena memang kami berdua sempat mendiskusikan hal ini.
Oya, milik partner gw bisa dibaca di sini.
Sejak dulu gw berpikir, tentang dunia impian. Dunia di mana semua orang bahagia. Semua orang kaya. Semua orang tampan dan cantik, Semua orang sempurna. Sebuah kehidupan sempurna di mana tidak ada orang yang tidak sedih. Akankah tercapai?
Semakin dewasa, gw semakin memikirkan hal ini. Bagaimana jika dunia tersebut tercapai? Bisakah?
Kemudian, gw masuk ke dalam sebuah imajinasi. Jika dunia tersebut tercapai. Apakah yang akan terjadi? Semua orang kaya. Dengan kekayaan mereka, mereka akan pensiun. Karena smuanya kaya, untuk apa bekerja. Pada akhirnya, siapa yang akan berusaha untuk memenuhi konsumsi semua orang karena tidak ada yang berusaha. Jika semua orang baik, maka tidak akan ada polisi sebagai penjaga keamanan.
Selebihnya akan sama dengan perkataan Dusk. Jika smua orang memiliki putih, maka tidak akan ada relativitas. Semua akan menjadi absolut. Kita tidak bisa menilai siapa yang jelek dan siapa yang ganteng. Dunia ini menjadi statis.
Pada akhirnya, gw memiliki sebuah kesimpulan, bahwa dunia ini, kehidupan ini diciptakan dari konsep Supply dan Demand. Akan ada yang memberi dan menerima. Akan ada yang kaya dan miskin. Akan ada yang jelek dan ganteng. Mereka semua melebur menjadi sebuah equilibrium di mana terdapat keseimbangan natural antara kaya miskin dan baik buruk. Semua dalam kondisi yang seimbang.
Itulah kebesaran Tuhan. Perhitungannya yang absolut mengenai komposisi dunia ini melebih segala perhitungan manusia. Bahwa dunia ini tidak akan berjalan, berkembang dan dinamis jika diciptakan satu tipe. Dunia ini akan menjadi dunia yang diam di tempat jika dibiarkan demikian. Karena itulah, Tuhan menciptakan dunia dengan Supply dan Demand, di mana ada sebuah kesempatan yang sama untuk semua orang dan pada akhirnya hanya beberapa yang berhasil sesuai dengan supply dan kemudian mampu menaungi yang gagal.
Apa yang muncul di kepala gw ini semakin membuat gw percaya bahwa Tuhan adalah keberadaan yang absolut di dunia ini. Semakin meneguhkan iman gw kepada-Nya,
Dunia impian itu tak mungkin dicapai. Jadi, for once here, i would like to say, "Face the truth, and move forward!". but, really, don;t abandon your dreams, cuz that's what makes this world moves forward.
Dream On!
Dawn
Posted by
Bagus Arya Wirapati
at
4:25 PM
2
comments
Labels: dawn, human being, Life
Thursday, August 28, 2008
A Cycle Called Day
Hmm... Dah lama banget pengen nulis tentang ini, tapi blm kesampean. Nah, bru keinget lg pas abis gw curhat2an ma partner gw Shamien The Dusk.
Ini berawal dari filosofi mengapa kami berdua mengambil nama Dawn and Dusk sebagai nama blog ini. Patut diperhatikan bahwa kami mengambil nama ini bukan sekedar karena menginginkan makna Cahaya dan Kegelapan. Makna Dawn and Dusk lebih dari sekedar Cahaya dan Kegelapan.
Dawn atau Fajar adalah kondisi di mana matahari baru saja terbit. Sementara Dusk atau Senja adalah kondisi di mana matahari akan terbenam. Fajar memang dominan dengan datangnya cahaya dan senja dominan dengan hilangnya cahaya. Fajar berarti dimulainya sebuah hari dan senja berarti berakhirnya sebuah hari. Dawn will turn into Dusk and Dusk will turn into Dawn, and so on. That's what we called DAY. Bayangkan bagaimana jika salah satunya hilang. Maka akan terjadi imbalance dalam siklus yang disebut hari itu.
Dawn adalah manifestasi dari Dreams atau Impian. Layaknya sebuah cahaya yang terbit, mereka memberikan pengharapan bagi manusia dan menjanjikan sebuah hari yang baru untuk terus melangkah. Dusk adalah manifestasi dari Reality atau Kenyataan. Seperti sebuah kegelapan yang akan menyelubungi cahaya pada waktunya, mereka membawa mimpi kepada sebuah fakta yang terjadi yang bisa berupa perwujudan atau kegagalan dari sebuah mimpi. Bayangkan dunia tanpa keduanya. Akan ada imbalance juga di dalam kehidupan manusia. Tanpa menyadari kenyataan, manusia akan terus hidup dalam mimpi saja. Sementara tanpa impian, manusia tidak akan bisa melangkah dan berkembang.
Layaknya fajar dan senja, impian dan kenyataan juga memiliki sebuah siklus yang sama. Dawn to Dusk to Dawn to Dusk and so on, and it turns out to be Dream to Reality to Dream to Reality to Dream and so on. How come? Imagine. Kita memiliki sebuah impian, untuk menjadi seorang dokter. Segala usaha kita lakukan dan pada akhirnya kita harus menerima kenyataan bahwa kita gagal. Kitya tidak bisa menjadi dokter. Apakah akan berakhir begitu saja? Tidak. Akan ada impian baru yang merasuki kita. Anggap saja dengan kegagalan itu kita merasa bahwa ilmualam memang tidak cocok dengan kita, lalu kita ambillah kuliah ilmu ekonomi dengan impian menjadi seorang sarjana ekonomi. Dan ternyata, kenyataannya kita berhasil. Apakah selesai? Belum. Keberhasilan kita membuat kita ingin menjadi lebih. Sehingga timbullah impian lagi untuk menjadi seorang peneliti handal dan akhirnya berhasil. Selesai? Tidak sama sekali. AKan timbul lagi impian baru menjadi pemenang nobel dan lain sebagainya dan akan diikuti dengan kenyataan.
Siklus tersebut takkan berhenti. Layaknya fajar dan senja yang baru akan berhenti saat kiamat, siklus impian dan kenyataan hanya akan berhenti saat kita menutup mata kita untuk selamanya. Mereka akan selalu ada selama kita hidup seperti fajar dan senja yang selalu ada selama dunia masih berputar. Dan mereka, saling mengisi satu sama lain untuk menciptakan keseimbangan.
Itulah kami, Dawn and Dusk. Partner gw The Dusk menganalogikannya sebagai sebuah koin di mana kami memang berlawanan sisi, seperti fajar dan senja, dan memiliki sifat yang berbeda, positive thinking (Dawn) dan Cynical (Dusk), akan tetapi kami tetapi berada dalam satu koin yang disebut DAY. Kami memang berbeda dalam pemikiran. Tetapi impian yang dimiliki Dawn (gw) akan selalu diisi dengan kenyataan milik Dusk (Shamien) dan akan gw timpali lagi dengan impian yang lebih rasional dan begitulah seterusnya. Hingga pada akhirnya, kami berharap bisa menemukan keseimbangan dalam impian dan kenyataan seperti fajar dan senja yang memiliki keseimbangan dalam berputar.
Siapa bilang fajar lebih baik dari senja? JIka tak ada senja, maka manusia akan terbakar habis oleh sinar matahari, seperti orang yang terbuai oleh mimpi. Siapa bilang senja lebih baik dari fajar? Jika tak ada senja, maka manusia tidak akan menemukan matahari dan akan terus berkelana dalam kegelapan tanpa mengenal tujuan, seperti orang yang tidak memiliki tujuan karena tidak memiliki cita2.
Pada akhirnya, kita butuh keduanya, fajar dan senja, impian dan kenyataan. Jangan pernah lepaskan keduanya dari kehidupan kita. Seimbangkanlah keduanya. Sebab, merekalah yang membentuk berjalannya waktu di dunia, membentuk kehidupan manusia.
Regards,
Dawn